Menjadi kaya bukan hanya satu warna. Ada yang kaya karena warisan dan menjaga tradisi, ada yang kaya karena inovasi teknologi, dan ada yang kaya karena gaya hidup super hemat selama puluhan tahun, ada yang kaya karena pandai berbisnis, pandai menganalisa pasar.
Orang kaya juga ada berjenis-jenis, walau pun bukan saya yang mengelompokkannya, ini gegara tulisan-tulisan orang kaya kapitalis, makanya terbit tulisan ini.
Orang kaya, walau sama-sama menikmati kenyamanan / kemewahan dunia tapi mereka ini berbeda misi dan visi satu sama lain. Berikut jenis-jenis orang kaya versi blog Pemuja Kaya.
Ciri Khas: Tidak suka pamer (quiet luxury), sangat menjaga privasi, dan memiliki etiket yang sangat kental.
Pola Pikir: Fokus utama mereka bukan mencari uang baru, melainkan menjaga dan mengelola warisan agar tetap utuh hingga generasi berikutnya.
Gaya Hidup: Biasanya memiliki hobi eksklusif seperti berkuda, golf, atau mengoleksi barang seni langka.
Ciri Khas: Cenderung lebih ekspresif dalam menunjukkan kekayaannya (flexing). Mereka sering menggunakan barang-barang dengan logo brand yang besar sebagai simbol status.
Pola Pikir: Memiliki etos kerja yang sangat tinggi dan berani mengambil risiko besar karena mereka tahu rasanya memulai dari nol.
Gaya Hidup: Sangat mengikuti tren terbaru, mulai dari barang menengah hingga mahal
Contoh: Dapat rezeki tak terduga seperti: Ahli waris yang tidak disangka-sangka, atau mereka yang tanahnya dibeli mahal oleh pengembang proyek nasional. Kelompok ini paling rentan kembali menjadi miskin jika tidak segera belajar mengelola asetnya.
Ciri Khas: Biasanya memiliki mobil/motor atau barang mewah lainnya, tapi rumahnya tak layak tinggal di gang-gang kumuh.
Pola fikir: Menikmati harta / kekayaan tanpa pusing-pusing memikirkan harus dimanfaatkan / diinfestasi ke peluang bisnis lainnya. Atau kalau pun harta kekayaannya dijadikan usaha, mereka menjalaninya sesuai kemampuan.
Gaya hidup: Pamer, boros, tak mampu hidup seadanya dalam kekayaan mereka (ini penilaian sepihak orang kaya kapitalis), padahal sering faktanya orang kaya jenis ini hanya ingin menikmati kebahagiaan mereka yang belum tentu akan mereka dapatkan di masa yang akan datang. Dan ini manusiawi.
Ciri Khas: Memiliki aset kekayaan seperti: Pabrik, perusahaan, tanah, atau teknologi yang mempekerjakan orang lain.
Cenderung percaya bahwa kesuksesan adalah hasil kerja keras dan kecerdasan individu.
Orang kaya seperti ini mampu menunda kesenangan hari ini demi keuntungan yang jauh lebih besar di masa depan (delay gratification).
Pola Pikir (Mindset): Tidak cukup puas dengan apa yang telah didapat. Harta yang didapat harus di infestasikan ke peluas bisnis yang lain, hingga menjadi kaya raya.
Gaya Hidup: Terlihat sederhana, tak mau terlihat menjadi orang kaya murahan (tak mau pamer, tak mau boros), tanpa sadar mereka juga terjebak kesombongan dalam status mereka.
Ciri khas: Menjaga kehalalan harta (dari mana didapat, dan kemana dibelanjakan), tidak sombong dan tidak membangga-banggakan kepintarannya dalam mencari harta, disiplin dan amanah.
Pola Fikir: Rezeki itu didapat bukan dari hasil kerja keras dan kepintaran melainkan dari ketaqwaan. Kekayaan sebagai wasilah untuk beramal shaleh bukan untuk tujuan semata memperkaya diri. Harta bagi mereka adalah titipan dan ujian. Menabung dan memperbanyak harta dengan cara bersedekah bukan semata infestasi duniawi.
Gaya Hidup: Zuhud (rendah hati) Tidak pamer, membeli barang karena kebutuhan bukan karena nafsu membeli. Lebih memilih hidup sederhana walau mereka mampu hidup menikmati kemewahan. Menghabiskan waktu dengan ibadah dan bersedekah.
Pergaulan bukan dengan lingkungan orang kaya, konglomerat, bisnisman, dan orang-orang sukses, tapi menjalin ukhuwah dengan orang-orang beriman, baik kaya dan miskin.
Orang kaya seperti inilah yang 100% disebut orang kaya sejati. Zaman sekarang keberadaan orang kaya seperti ini sudah langka bahkan mungkin nyaris tak ada. Walau pun begitu banyak juga orang-orang kaya beriman zaman sekarang yang mengikuti jejak orang-orang kaya dahulu semampu mereka.
Siapa orang-orang kaya sejati zaman dahulu? Mereka itu adalah sebagian para Nabi, seperti: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, sebagian para Shahabat seperti Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu, sebagian para ulama zaman sesudah Khulafaur Rasyidin, dan orang-orang kaya mukmin kekasih Allah.
Tapi tidak di mata orang kaya kapitalis: Mereka menganggap orang kaya diluar golongan mereka (orang kaya baru, orang kaya dadakan, orang kaya boros, orang kaya pamer) adalah orang kaya imitasi (orang kaya mental miskin).
Orang-orang kaya kapitalis menganggap diri mereka adalah orang kaya sejati, karena mampu mengaplikasikan sikap sederhana: tak pamer, tak memunjukkan kekayaannya, tak boros, pintar, cerdas, rajin menabung dan tidak sombong, padahal tanpa sadar mereka juga terjebak kesombongan dengan meremehkan kehidupan orang lain.
Si Kaya kapitalis atau orang-orang kaya jenis lainnya tetap sama saja, jika kekayaan yang mereka dapat; melalaikan tujuan hidup mereka sebenarnya di dunia: yaitu mengabdi / beribadah kepadaNya.
Orang kaya sejati adalah orang kaya yang memanfaatkan kekayaan mereka untuk menggapai kemuliaan di akhirat. Orang kaya sejati berani menginfakkan hartanya karena Allah. Orang kaya sejati menganggap kekaayaannya adalah titipan, ujian, amanah yang harus mereka gunakan sebaik-baiknya.
Itulah tadi kriteria orang-orang kaya versi blog Pemuja Kaya.
Orang kaya juga ada berjenis-jenis, walau pun bukan saya yang mengelompokkannya, ini gegara tulisan-tulisan orang kaya kapitalis, makanya terbit tulisan ini.
Orang kaya, walau sama-sama menikmati kenyamanan / kemewahan dunia tapi mereka ini berbeda misi dan visi satu sama lain. Berikut jenis-jenis orang kaya versi blog Pemuja Kaya.
1. The Old Money (Orang Kaya Lama)
Kelompok ini adalah mereka yang kekayaannya berasal dari warisan keluarga yang sudah bertahan selama beberapa generasi. Nama keluarga mereka biasanya sudah sangat dikenal di kalangan elit.Ciri Khas: Tidak suka pamer (quiet luxury), sangat menjaga privasi, dan memiliki etiket yang sangat kental.
Pola Pikir: Fokus utama mereka bukan mencari uang baru, melainkan menjaga dan mengelola warisan agar tetap utuh hingga generasi berikutnya.
Gaya Hidup: Biasanya memiliki hobi eksklusif seperti berkuda, golf, atau mengoleksi barang seni langka.
2. The New Money (Orang Kaya Baru / OKB)
Sering disebut sebagai Nouveau Riche, kelompok ini mencapai kekayaan melalui usaha sendiri dalam waktu yang relatif singkat, misalnya melalui kesuksesan bisnis, investasi, atau karier profesional yang meroket.Ciri Khas: Cenderung lebih ekspresif dalam menunjukkan kekayaannya (flexing). Mereka sering menggunakan barang-barang dengan logo brand yang besar sebagai simbol status.
Pola Pikir: Memiliki etos kerja yang sangat tinggi dan berani mengambil risiko besar karena mereka tahu rasanya memulai dari nol.
Gaya Hidup: Sangat mengikuti tren terbaru, mulai dari barang menengah hingga mahal
3. The Accidental Rich (Kaya Mendadak)
Orang-orang ini menjadi kaya bukan karena strategi bisnis atau warisan turun-temurun, melainkan karena faktor keberuntungan atau kejadian yang tidak terduga.Contoh: Dapat rezeki tak terduga seperti: Ahli waris yang tidak disangka-sangka, atau mereka yang tanahnya dibeli mahal oleh pengembang proyek nasional. Kelompok ini paling rentan kembali menjadi miskin jika tidak segera belajar mengelola asetnya.
Ciri Khas: Biasanya memiliki mobil/motor atau barang mewah lainnya, tapi rumahnya tak layak tinggal di gang-gang kumuh.
Pola fikir: Menikmati harta / kekayaan tanpa pusing-pusing memikirkan harus dimanfaatkan / diinfestasi ke peluang bisnis lainnya. Atau kalau pun harta kekayaannya dijadikan usaha, mereka menjalaninya sesuai kemampuan.
Gaya hidup: Pamer, boros, tak mampu hidup seadanya dalam kekayaan mereka (ini penilaian sepihak orang kaya kapitalis), padahal sering faktanya orang kaya jenis ini hanya ingin menikmati kebahagiaan mereka yang belum tentu akan mereka dapatkan di masa yang akan datang. Dan ini manusiawi.
4. The Capitalis Rich (Orang Kaya Kapitalis)
Adalah mereka yang membangun kekayaan melalui kerja keras jangka panjang, kerja cerdas, menghargai waktu (time is money), tidak boros, menabung, investasi agar kekayaan beranak pinak.Ciri Khas: Memiliki aset kekayaan seperti: Pabrik, perusahaan, tanah, atau teknologi yang mempekerjakan orang lain.
Cenderung percaya bahwa kesuksesan adalah hasil kerja keras dan kecerdasan individu.
Orang kaya seperti ini mampu menunda kesenangan hari ini demi keuntungan yang jauh lebih besar di masa depan (delay gratification).
Pola Pikir (Mindset): Tidak cukup puas dengan apa yang telah didapat. Harta yang didapat harus di infestasikan ke peluas bisnis yang lain, hingga menjadi kaya raya.
Gaya Hidup: Terlihat sederhana, tak mau terlihat menjadi orang kaya murahan (tak mau pamer, tak mau boros), tanpa sadar mereka juga terjebak kesombongan dalam status mereka.
5. Orang Kaya Beriman
Orang kaya ini lah yang lebih banyak menggunakan hartanya di jalan Allah, seperti: Membangun masjid-masjid, kampus-kampus Islam, tempat-tempat belajar agama, menginfakkan hartanya untuk keperluan orang-orang dhuafa / orang miskin, orang minta-minta tanpa mendikte, menggurui dan memaksanya jadi orang kaya. Dan sebagian diantara orang kaya sejati ini menyumbangkan hartanya tanpa dipublish / diliput media / diketahui orang banyak, istilah lainnya: Sedekah diam-diam.Ciri khas: Menjaga kehalalan harta (dari mana didapat, dan kemana dibelanjakan), tidak sombong dan tidak membangga-banggakan kepintarannya dalam mencari harta, disiplin dan amanah.
Pola Fikir: Rezeki itu didapat bukan dari hasil kerja keras dan kepintaran melainkan dari ketaqwaan. Kekayaan sebagai wasilah untuk beramal shaleh bukan untuk tujuan semata memperkaya diri. Harta bagi mereka adalah titipan dan ujian. Menabung dan memperbanyak harta dengan cara bersedekah bukan semata infestasi duniawi.
Gaya Hidup: Zuhud (rendah hati) Tidak pamer, membeli barang karena kebutuhan bukan karena nafsu membeli. Lebih memilih hidup sederhana walau mereka mampu hidup menikmati kemewahan. Menghabiskan waktu dengan ibadah dan bersedekah.
Pergaulan bukan dengan lingkungan orang kaya, konglomerat, bisnisman, dan orang-orang sukses, tapi menjalin ukhuwah dengan orang-orang beriman, baik kaya dan miskin.
Orang kaya seperti inilah yang 100% disebut orang kaya sejati. Zaman sekarang keberadaan orang kaya seperti ini sudah langka bahkan mungkin nyaris tak ada. Walau pun begitu banyak juga orang-orang kaya beriman zaman sekarang yang mengikuti jejak orang-orang kaya dahulu semampu mereka.
Siapa orang-orang kaya sejati zaman dahulu? Mereka itu adalah sebagian para Nabi, seperti: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, sebagian para Shahabat seperti Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu, sebagian para ulama zaman sesudah Khulafaur Rasyidin, dan orang-orang kaya mukmin kekasih Allah.
Kesimpulan
Di mata orang awam (umum): orang yang punya harta banyak (rumah mewah, mobil bagus, barang-barang mewah, kesejahteraan) adalah orang kaya, tidak ada kriteria apa pun. Pokoknya orang kaya bukan orang miskin, titik..!!!Tapi tidak di mata orang kaya kapitalis: Mereka menganggap orang kaya diluar golongan mereka (orang kaya baru, orang kaya dadakan, orang kaya boros, orang kaya pamer) adalah orang kaya imitasi (orang kaya mental miskin).
Orang-orang kaya kapitalis menganggap diri mereka adalah orang kaya sejati, karena mampu mengaplikasikan sikap sederhana: tak pamer, tak memunjukkan kekayaannya, tak boros, pintar, cerdas, rajin menabung dan tidak sombong, padahal tanpa sadar mereka juga terjebak kesombongan dengan meremehkan kehidupan orang lain.
Si Kaya kapitalis atau orang-orang kaya jenis lainnya tetap sama saja, jika kekayaan yang mereka dapat; melalaikan tujuan hidup mereka sebenarnya di dunia: yaitu mengabdi / beribadah kepadaNya.
Orang kaya sejati adalah orang kaya yang memanfaatkan kekayaan mereka untuk menggapai kemuliaan di akhirat. Orang kaya sejati berani menginfakkan hartanya karena Allah. Orang kaya sejati menganggap kekaayaannya adalah titipan, ujian, amanah yang harus mereka gunakan sebaik-baiknya.
Itulah tadi kriteria orang-orang kaya versi blog Pemuja Kaya.
Tags
Nonkonformis
