Si Miskin dan Si Kaya Kapitalis

Post a Comment
(sumber gambar: hidayatullah.com)

Orang-orang pemuja kekayaan sering sekali memandang sebelah mata dengan orang-orang yang tingkat perekonomiannya dibawah mereka. Dengan bangga dan percaya dirinya mereka menggelari orang-orang yang tak bisa kaya dengan gelar orang-orang bermental miskin.

Hanya karena cara orang miskin mencari rezeki/uang itu tidak sama/sepemikiran oleh orang-orang kaya tersebut. Mungkin juga orang-orang kaya tersebut terganggu kenyamanan hidup kaya mereka dengan hadirnya orang-orang miskin yang suka minta-minta, suka iri, suka takjub kepada kehidupan si kaya tadi.

Dengan segala kelebihannya si kaya tadi berbangga-bangga membanding-bandingkan cara mencari rezeki mereka dengan si miskin. Mereka memang suka sekali membangga-banggakan keberhasilan mereka.

Berikut dibawah ini bantahan saya terhadap pendapat nyeleneh dari orang-orang kaya kapitalis yang sombong dan sok tahu ini. Silakan disimak:

Benarkah orang miskin fokus pada negativitas, orang kaya selalu mencari peluang?

Jawab: Miskin sudah terlanjur dianggap tak ada baik-baiknya bagi orang kaya kapitalis, jadi mereka tak bisa melihat sisi kebaikan (hikmah) dari kemiskinan. Otak mereka sudah terlanjur dicekoki kebanggaan prestasi dunia mereka.

Orang kaya selalu memandang miskin itu tak bisa disiplin, malas, kurang pendidikan, tukang iri, dan lainnya. Padahal tak semua dari kalangan miskin seperti itu. Faktanya dari kemiskinan itulah sering menghasilkan nilai-nilai positif seperti semangat keikhlasan, kesabaran dan individu yang lebih berkualitas. Dari sisi duniawi pun banyak cerita dari keluarga yang miskin menghasilkan anak-anak yang kelak menjadi orang sukses.

Kalau bicara negatif, orang kaya lebih banyak sisi negatifnya: yaitu sombong dan memandang rendah orang lain, pelit, bergaul suka milih-milih, mencari rezeki sering tak berkah, bodoh masalah agama dan lainnya.

Orang miskin berpikir bahwa si kaya akan memelihara hidup mereka, orang kaya berdiri di atas kakinya sendiri.

Jawab: Alih-alih mau membantu sesama, malah si kaya kapitalis ini makin menyombongkan dirinya dengan menyalahkan si miskin.

Padahal banyak orang-orang miskin yang tak mau diberi bantuan oleh orang kaya. Orang miskin juga punya harga diri, mereka punya sikap: tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Tak semua orang miskin itu berpikiran picik dan kerdil.

Wahai orang kaya, jika kau tak mau membantu si miskin dengan harta bendamu. Maka cukup kau berikan senyummu saja dan berkatalah lemah lembut (yang baik), tak usah menghina. Itu sudah lebih dari cukup bagi orang miskin.

Orang miskin menyembunyikan hartanya, orang kaya membagi-bagikan hartanya.

So what? Orang miskin menyembunyikan hartanya terlepas dia pelit atau tidak, menurut saya itu wajar, karena keuangan dia tidak selebar dan semegah istanamu. Mungkin itu bentuk menabung dia untuk menghadapi pengeluaran tak terduga.

Justru orang kayalah yang banyak menyembunyikan harta mereka supaya mereka tambah kaya. Memang seberapa banyak sih harta benda yang sudah anda bagikan untuk sesama? Berapa banyak yang sudah anda belanjakan ke jalan agama?

Saya sarankan pikniklah yang jauh, sering-sering mendatangi pengajian Muhammadiyah. Lihat, berapa banyak orang miskin atau kalangan yang menengah dari anggota-anggota mereka? Tentu lebih sedikit yang kaya, bahkan sangat sedikit. Tapi dalam waktu 2 jam, orang-orang miskin dan menengah disana bisa mengumpulkan dana 30 juta lebih, untuk biaya pembangunan Masjid.

Orang miskin selalu merasa tidak aman, orang kaya membebaskan dirinya untuk mengejar impiannya.

Jawab: Sebab apa yang membuat orang miskin itu tidak aman? Sedang mereka tidak punya apa-apa? Mereka bekerja hari ini dapat, besoknya habis, bahkan orang miskin berhutang untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Untuk makan sehari-sehari aja saja susah mau bicara mengejar impian segala. Fuck lah! Anda sebagai orang kaya yang harusnya mewujudkan impian si miskin.

Orang-orang kaya itulah yang kebanyakan hidupnya tidak aman. Selalu khawatir dengan keadaan harta kekayaannya. Makanya orang kaya itu banyak hidup stres.

Orang miskin mencoba mengabaikan masalah, orang kaya menghadapinya.

Jawab: Menurut saya penyelesaian masalah itu tidak terkait kaya atau miskin tapi dari faktor karakter individunya. Tapi taruhlah pernyataan ini benar. Jika seandainya orang miskin mengabaikan masalah, mungkin itu terkait finansial. Jelas saja mereka mengabaikannya karena tidak punya apa-apa, tidak seperti orang kaya yang bergelimang harta dan kekuasaan. Tapi saya yakin bagi orang miskin yang bersabar dan bersyukur selalu ada jalan keluar bagi mereka.

Orang miskin berfoya-foya, orang kaya “menyimpan” hartanya untuk hal yang benar-benar tepat.

Jawab: Kebalik BOSS..!!! Yang suka pamer itu kebanyakan ya orang kaya. Kemana-mana selalu dengan kemewahan mereka.

Jika pun ada orang miskin/menengah yang kebetulan dia mendapatkan rezeki berlebih dan kemudian mereka ingin membeli sesuatu yang diimpikan agar bisa dinikmati bersama keluarganya, itu tidaklah salah, itu manusiawi. Bagi orang miskin itu adalah hal kebahagiaan/kegembiraan tersendiri bagi mereka.

Kenapa, tidak boleh???

Apakah orang miskin haram menikmati kelebihan rezeki yang mereka dapat? Apakah mereka ga boleh sedikit berbahagia? Oh pastinya si kaya takut kalau si miskin jadi kelihatan seperti mereka orang-orang kaya ini, yang bisa punya mobil, motor baru, rumah bagus dan lainnya.

Orang miskin bekerja untuk uang, orang kaya tahu cara mengatur keuangan mereka

Jawab: Orang miskin memang butuh uang, ya karena untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Mereka bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang, so what? Masalah buat anda? Kalau mereka sudah kaya, mungkin mereka tak butuh uang lagi.

Prioritas hidup orang miskin dengan orang kaya beda BOSS! Mereka mendapatkan rezeki berlebih saja sudah Alhamdulillah, ga perlu mikir ribet--ribet bagaimana mengolah harta benda seperti orang-orang pemuja kekayaan.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Fakta yang sebenarnya tidak selalu orang miskin itu bercitra negatif seperti pemalas, bodoh, suka menghamburkan uang, suka minta-minta, dan lainnya. Kalau pun iya, wajar toh, mereka orang yang tak punya, maka anda sebagai orang kaya harusnya tampil dengan memberi dan menyayangi. Tidak selalu sorang miskin seperti yang dituduhkan dalam pernyataan diatas. Orang miskin banyak yang mengambil hikmah dari kemiskinannya sehingga mereka bisa tampil dengan kekayaan hati dan jiwa mereka.

Hal ini semakin menguatkan kita bahwa orang kaya itu kebanyakan memang sombong adanya, merendahkan si miskin dan bersikap eksklusif (membatasi diri dari kehidupan orang-oramg miskin). Orang-orang miskin akan semakin percaya bahwa orang-orang kaya itu kebanyakan memperkaya diri mereka dan menyusahkan si miskin.

Padahal keberadaan orang kaya adalah untuk saling melengkapi dengan orang-orang miskin dengan saling menyayangi dan mengasihi bukan malah membuat GAP itu bertambah nyata dan semakin melebar.

Semoga kita dijauhkan dari pemikiran dan mental-mental kaya kapitalis.

Referensi: theconversation.com
Difan
Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter