Untung Saja Kaya Itu Bukan Kewajiban

Post a Comment

(Sumber gambar sebelum diedit: akademitrainer.com)

Untung saja Islam itu tidak memaksakan/mewajibkan ummatnya agar jadi orang sukses atau orang kaya. Kalau tidak, bagaimana rasanya nasib orang-orang yang ga punya dan orang-orang yang ga pintar cari duit. Dan pastilah kebanyakan yang jadi penghuni Syurga adalah orang-orang sukses/kaya semuanya. Syurga akan dipenuhi oleh orang-orang yang terkenal dan yang pintar cari duit semua. Sedangkan orang-orang miskin dan mental miskin, orang-orang susah dan orang yang ga pintar ga kan masuk Syurga. Maha Adil Allah menyayangi hamba-hambaNya yang tak mendapatkan apa-apa di dunia ini. Allah mengutamakan keimanan dan ketaqwaan hambaNya, bukan harta dan jabatan.

Bahkan dalam ayat-ayat Allah dan hadits Nabi banyak menceritakan tentang keutamaan orang-orang miskin. Orang miskin itu nanti dekat dengan Nabi di Syurga, orang miskin kelak akan mendapatkan apa yang tidak dia dapatkan di dunia, orang miskin tidak akan lama hisabnya, dan lainnya. Lihatlah Islam sangat menyayangi si miskin. Rasulullah saja dekat dengan orang miskin.

Allah SWT itu Maha Penyayang, Dia memerintahkan apa yang memang mampu dikerjakan hamba-hambanya seperti: Shalat, Berpuasa, Baca Qur'an, dan amal ibadah lainnya. Dia memerintahkan hamba-hambaNya untuk taat kepadaNya, menjauhi yang dilarang dan menjalankan yang diperintahkan. Semua itu bisa dilakukan oleh manusia, tak perduli dia pintar atau bodoh, mau dia kaya atau miskin, mau gimana pun, semua kalangan bisa untuk jadi orang shaleh, orang yang bertaqwa. Ga ada alasan manusia karena tak mampu jadi orang shaleh. Semua bisa menjadi orang shaleh.

Sedangkan menjadi orang sukses/kaya itu tidak semua orang bisa melakukannya. Karena menjadi kaya itu tidak segampang membalikkan telapak tangan. Makanya Allah tidak mewajibkan setiap manusia untuk kaya, sedangkan menjadi orang shaleh/beriman/berilmu itu wajib. Manusia diwajibkan menuntut ilmu agama, tapi tidak diwajibkan menjadi kaya.

Tidak ada perintah agama agar ummatnya wajib kaya. Karena sejatinya dunia ini diciptakan dan ditempati manusia bukan untuk mencari kekayaan, tapi untuk beribadah kepadaNya. Kalau pun manusia dijadikan kaya oleh Allah, maka ada konsekwensi yang harus dipikul, yaitu menyalurkan sebagian harta di jalan Allah. Jadi kekayaan itu bukan sebuah kerajaan tapi merupakan wasilah / jalan / amanah untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya.

Orang yang tak bisa menjadi kaya bukan sebuah kesalahan, bukan kelemahan, bukan juga hal yang memalukan. Bahkan justru menjadi kaya inilah yang paling banyak peluang mudharatnya jika tak didasari oleh keimanan. Berapa banyak orang yang dikarunia harta melimpah pada akhirnya membuat dirinya lupa daratan bahkan berbuat maksiyat. Dan berapa banyak orang yang dikasih kemiskinan ternyata lebih terbuka jalan baginya untuk dekat kepada Allah.

Jangan kau katakan orang miskin itu hanya menjadi benalu, tukang minta-minta, pemalas tak mau bekerja, tak cerdas mencari uang. Tujuan anda menjadi orang kaya bukan merendahkan si miskin dan mencelanya, tapi membantunya, memberi dan mengajarinya.

Kekayaan bukan tujuan hidup di dunia fana yang tidak lama usianya ini. Manusia tidak dibebani dengan apa yang dia tidak mampu dalam urusan dunia. Apalagi urusan dunia yang kita kejar tersebut tak ada sangkut pautnya dengan akhirat, lebih tak pantas lagi dikejar. Buat apa berhasil menjadi orang kaya tapi gagal menjadi orang berilmu agama.

Allah Maha Mengetahui kemampuan hambaNya. Apa yang manusia sanggup mau pun tidak. Dia tidak membebani manusia dengan sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya. Allah hanya memerintahkan ummatnya untuk menjadi orang Taqwa bukan orang kaya. Semua orang harus menjadi taqwa mampu atau tidak mampu.

Jika saja manusia dihargai hanya karena prestasi kekayaan dan kepintarannya, maka terciptalah ketidakadilan dan kesewenang-wenangan.

Anda yang miskin semoga tidak rendah diri dengan tulisan-tulisan orang kaya kapitalis yang menghina kedudukan orang miskin tersebut. Mereka itu sok tahu tapi pada hakekatnya ga tahu. Begitulah orang-orang yang hanya pintar dalam urusan dunia tapi bodoh dalam urusan akhiratnya.
Difan
Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter