Banyak Anak Adalah Penyebab Kemiskinan Kata si Kapitalis

Post a Comment
Kata orang kaya kapitalis, banyak anak adalah salah satu penyebab bertambahnya kemiskinan bagi orang miskin. Seperti yamg ditulis SITUS KAPITALIS ini. Begitu arogansinya si kapitalis ini sampai menganggap orang miskin tak mampu memberikan "hidup" kepada anaknya yang banyak.

Memang pemikiran kaum kapitalis sangat bertolak belakang dengan keyakinan agama. Bagai langit dan kerak bumi. Orientasi hidup mereka tak lepas dari materi dan keduniaan. Mereka begitu percaya diri kepada hasil yang mereka perbuat. Contohnya: Kalau mau bahagia, jadilah orang kaya. Kalau mau sukses, raih jabatan tinggi dan kekayaan. Kalau mau punya banyak anak harus punya uang banyak dulu, bla..bla lainnya.

Di mindset orang kaya kapitalis sudah terpatri kuat bahwa banyak anak adalah sebuah masalah hidup yang harus diselesaikan dengan UANG...!!!!

Benarkah Banyak Anak Penyebab Kemiskinan?


Ada dua versi jawaban disini. Pertama Versi Kapitalis dan kedua Versi islami.

Mari kita bahas satu persatu!

VERSI ISLAMI

Semua orang Islam dengan pribadi mukmin mengetahui bahwasanya Islam itu menganjurkan ummatnya memperbanyak anak. Dengan tegas Islam mengatakan tidak boleh meyakini takut miskin karena banyak anak! Anak adalah karuniaNya. Karena itu kehadiran anak pasti membawa keberkahan.

Tidak dipungkiri membesarkan anak memang butuh biaya. Maka kita diharuskan untuk bekerja mencari nafkah. Carilah dengan jalan apa pun asalkan halal. Jangan pernah membayangkan kalau ingin banyak anak maka harus jadi orang kaya terlebih dahulu, harus sudah mapan, harus punya penghasilan sekian puluh juta sebulan, agama tidak pernah mengatakan seperti itu.

Agama hanya bilang carilah rezeki dengan jujur dan amanah. Berikhtiarlah dan berdoa minta pertolongan Allah, jauhi cara-cara curang dan cara-cara yang diharamkan.

Orang kaya kapitalis selalu punya keyakinan kalau punya penghasilan kecil ga kan bisa memberi makan anak. Di otak mereka sudah terpatri kuat pemahaman ini, ga kan bisa di otak-atik lagi. Padahal banyak fakta orang miskin mampu membesarkan anak-anaknya yang banyak, bahkan anak-anak mereka menjadi orang kaya.

Orang Islam (Mukmin) meyakini, banyak jalan pembuka rezeki. Rezeki bisa datang dari mana saja, bukan mutlak dari penghasilan tetap.

Darimana jalan rezeki tersebut?


Dari usaha / ikhtiar yang dilakukan, dari doa yang dipanjatkan, dari amal ibadah, dari rezeki istri, dari rezeki anak-anak yang dilahirkan, dari keluarga yang menyayangi, dari kerabat, teman, tetangga dan orang-orang yang pemurah. Dari sanalah jalan rezeki datang.

Harus kita yakini bahwa yang memberi makan anak/istri bukan dari perniagaan kita, bukan dari tempat kerjaaan kita, tapi dari Allah: Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki. Datangnya rezeki itu bukan karena dari kepintaran kita mencari duit tapi karena pemberian Allah. Semua mahluk di muka bumi ini sudah disediakan rezekinya.

Kalau rezeki datangnya dari kepintaran dan kerja keras, tentu para kuli, pedagang yang giat, buruh pabrik, orang-orang jenius sudah jadi orang kaya semua.

Manfaat banyak anak bagi orang Islam?


Slogan banyak anak banyak rezeki bukan isapan jempol dan tetap benar adanya. Banyak anak ternyata membawa manfaat dan keberuntungan. Apa saja? Simak baik-baik wahai orang kaya?
  1. Mengikuti anjuran Allah
  2. Memperbanyak jumlah umat Islam
  3. Banyak anak membawa rezeki berkah dunia akhirat untuk orang tuanya.
  4. Banyak anak, banyak juga amal jariyah bagi orang tuanya karena didoakan terus oleh anak-anaknya yang shaleh walau si orang tua sudah tiada.
  5. Bagi keluarga yang baik agamanya, banyak anak akan memperbanyak orang yang shaleh.
  6. Anak sebagai motivasi kesuksesan orang tuanya.
  7. Kehidupan yang lebih baik.
  8. Sunnah Rasulullah.
  9. Derajat tinggi di syurga karena istighfar yang selalu diucapkan anak untuk orang tuanya.
  10. Pahala bagi si orang tua yang telah lelah dan letih mendidik dan merawat anak-anaknya.
  11. Dan lainnya.
Namun banyak juga fakta di lapangan kalau orang miskin yang banyak anak itu susah hidupnya, tidak sejahtera, kelaparan, kurang gizi. Ini bagaimana?

Itukan persepsi orang kaya kapitalis saja. Mereka melihat luarnya saja. Mungkin ketidaksejahteraan yang terlihat itu hanya sebuah bentuk ujian dan keberkahan hidup bagi mereka. Ada yang tak tampak dari penilaian kasat mata manusia, yaitu hikmah dan keberkahan.

Jika si miskin yang banyak anak ternyata hidupnya benar-benar tidak sejahtera, kelaparan, penyakit dan kriminal, mungkin itu adalah teguran yang Allah berikan untuk mereka yang melakukan perbuatan yang diarang olehNya (dosa).

Sekarang mari kita bandingkan dengan pemikiran si kaya kapitalis.

VERSI KAPITALIS

Bagi si kaya kapitalis, banyak anak adalah sebuah beban hidup yang mana harus diselesaikan dengan uang. Banyak anak berarti banyak biaya. Harus dilakukan upaya-upaya bagaimana memperoleh uang yang banyak agar anak tidak mati kelaparan atau terlantar.

Kebanyakan orang kaya tidak mau punya anak banyak. Karena dengan banyak anak, banyak pula biaya dan tingkat kesejahteraan pun menurun. Sebaliknya jika sedikit anak, maka semakin tinggi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan mereka. Anak yang sedikit akan berpeluang mendapatkan investasi dan warisan kekayaan yang banyak dari orang tuanya. Wow..

Dalam pemikiran si kaya kapitalis yang minim hikmah dan keberkahan, tidak ada istilah susah adalah kesabaran dan keberkahan. Susah ya tetap penderitaan. Susah adalah penyakit yang harus ditumpas dengan kesenangan / sejahtera, agar bisa nyaman dalam kehidupan dan bisa menumpuk uang lagi sebanyak-banyaknya.

Jika anda tidak punya uang yang cukup atau mata pencaharian yang mapan, jangan coba-coba punya banyak anak. Bisa-bisa kemiskinan dan penderitaan akan menderamu.

Manfaat Anak Bagi Si Kaya Kapitalis


Di mata si kapitalis, uang adalah maha segalanya untuk menjamin kesejahteraan dan masa depan anak-anak mereka. Anak bagi mereka adalah aset penerus agar kekayaan mereka semakin bertambah dan berkesinambungan sampai ke generasi-geneasi selanjutnya. Maka mereka akan berupaya memberikan setinggi-tingginya kesehatan dan kemapanan pendidikan pada anak-anak mereka. Tidak ada upaya mereka menjadikan anak sebagai aset untuk bekal mereka di kehidupan akhirat nanti.

Nah jelas disini bahwa banyak anak merupakan kesusahan dan penyebab kemiskinan bagi orang-orang yang orientasinya hanya dunia, tapi tidak bagi orang-orang yang yang orientasinya keimanan. Si Miskin bisa PeDe menjalani hidupnya karena sandarannya Allah. Sedangkan si kaya Kapitalis gamang menjalani hidupnya karena mengandalkan hitung-hitungan ikhtiar duniawi mereka.

Semoga artikel ini bisa mencerahkan kita semua...

(Referensi dari hidayatullah.com, dalamislam.com, detikhealth)
Difan
Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter